Terminologi E-Bussiness.

Terminologi e-Business secara sederhana bisa diartikan sebagai kegiatan komersial atau bisnis yang dilakukan dengan menggunakan media Internet. Dalam perkembangannya e-Business merupakan kegiatan bisnis yang mengintegrasikan internal bisnis proses, kolaborasi dengan pihak lain dalam bentuk supply chain, interaksi dengan kastumer dalam bentuk customer relationship management, serta jasa transaksi dengan customer melalui e-order dan e-payment, dengan memanfaatkan sepenuhnya teknologi informasi dan internet.

Berdasarkan pengalaman yang terjadi sampai saat ini, kegiatan e-Business yang bisa bertahan dalam jangka panjang minimal memiliki komponen sbb:

1. Infomediary/Portal: Portal di dalam dunia internet dapat dianalogikan sebagai sebuah “pintu masuk” menuju “sesuatu”. Dikatakan sebagai pintu masuk karena biasanya para pelanggan atau calon pelanggan terlebih dulu harus mengunjungi situs portal tertentu terlebih dahulu sebelum menjelajahi lebih lanjut dunia maya yang sedemikian luas. Bisnis portal ini semakin hari semakin menjadi pilihan para pelaku bisnis karena pertumbuhan internet yang sedemikian cepat (skala eksponensial) menyebabkan semakin membesarnya “hutan informasi” di dunia maya akibat banjirnya informasi yang ada. Berdasarkan domain informasinya, portal biasanya lahir dari tiga sistem jaringan: intranet, ekstranet, dan internet. Portal yang lahir dari sistem intranet biasanya dipergunakan perusahaan untuk mengelola data, informasi, dan dokumen perusahaan yang tersebar di seluruh unit-unit usaha (knowledge management). Sementara portal yang dibangun dari sebuah sistem ekstranet biasanya dipergunakan oleh berbagai shareholders (manajemen, staf, rekanan, pelanggan, dsb.) yang ingin mencari informasi sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan dari masing-masing mereka (konsorsium perusahaan yang saling bekerja sama membangun ekstranet). Dan jenis terakhir yang paling populer adalah portal yang menjadi pintu gerbang para pengguna internet untuk dapat mencari informasi di seluruh situs-situs yang ada di internet. Karena sifatnya yang menawarkan bantuan kepada para pengguna internet untuk mencari hal-hal atau informasi yang diinginkan di dunia maya, maka fasilitas mesin pencari (searching engine) merupakan jantung dari sebuah portal.

Kekuatan suatu portal akan sangat tergantung pada hal-hal sebagai berikut:
• Kemampuan mesin pencari di portal terkait untuk mendapatkan informasi yang secara spesifik diinginkan oleh pengguna internet (pelanggan);
• Kualitas informasi (content) yang ditawarkan oleh portal terkait sehubungan dengan industri atau sektor bisnis yang direpresentasikannya;
• Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh portal untuk membantu pemakai dalam melakukan interaksi dengan berbagai situs terkait yang ada; dan
• Mekanisme navigasi situs (website navigation) yang dapat meningkatkan kualitas konteks interaktif antara pengguna internet dengan situs portal terkait.

Sejauh ini pemasukan terbesar dari e-Business semacam portal masih berasal dari advertising, yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan besarnya komunitas pelanggan portal yang setia (loyal customers), yang biasanya dapat dilihat dari tinggi rendahnya “hit rate” dari situs terkait.

2. Procurement: Dalam bisnis tradisional biaya pengadaan membengkak karena dua masalah utama, yaitu biaya penyimpanan barang (inventory cost) dan biaya administrasi (overhead) – dan tentu saja berbagai biaya-biaya lain yang terkait dengan kedua hal ini. e-Business untuk procurement (biasa disebut e-procurement) menawarkan suatu mekanisme otomatisasi proses pengadaan barang sehingga sejumlah manfaat dapat dirasakan oleh perusahaan, seperti:
• Mereduksi biaya pengadaan suatu produk yang secara langsung berpengaruh terhadap harga barang;
• Meningkatkan tingkat persediaan barang (availability);
• Mengurangi biaya total inventory (order cost, holding cost, dan opportunity cost);
• Memperbaiki proses kontrol pengadaan;
• Memperbaiki pengelolaan keuangan perusahaan (cash management);
• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembeliaan dan pengadaan barang; dan lain sebagainya.

Perlu diperhatikan bahwa mekanisme bisnis ini tidak hanya terbatas pada perusahaan produksi saja, tetapi relevan pula dipergunakan untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Misalnya on-line travel agency yang memerlukan proses pengadaan tiket secara cepat dan aman, on-line banking services yang memerlukan proses pengadaan uang secara tepat waktu dan aman, on-line shipping services, yang memerlukan proses pengambilan barang secara cepat dan murah, dan lain sebagainya. Dalam format bisnis ini, biasanya perusahaan yang ingin memperbaiki proses pengadaannya memerlukan infrastruktur teknologi dan sistem informasi yang dapat menghubungkannya dengan pihak-pihak pemasok (suppliers), yang dapat dibangun sendiri maupun dipercayakan kepada pihak lain (outsourcing).

3. Buyers and Suppliers: Hubungan yang erat antara pembeli (buyers), penjual (suppliers), dan broker (intermediaries) secara tidak langsung dapat membentuk sebuah market tersendiri baru di dunia maya yang kerap diistilahkan sebagai “e-Marketplance”. Di dalamnya, komunitas suppliers, komunitas buyers, dan komunitas brokers secara bebas dapat saling bekerja sama membentuk suatu peluang bisnis tertentu.

Berbagai peluang untuk kerja sama yang terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat dilakukan melalui beragam model bisnis, seperti misalnya pembagian keuntungan (profit sharing), pemberian uang jasa (fee), pembayaran per transaksi, pertukaran atau kerja sama proses (barter), dan lain sebagainya. Pembentukan bursa semacam ini memang memerlukan waktu yang cukup panjang karena sifatnya yang terbuka (open market), sehingga perkembangannya akan sangat ditentukan oleh interaksi bebas antara perusahaan-perusahaan yang berada di dalamnya.

4. Auction: Jika di dalam bisnis konvensional, lelang (auction) lebih dikenal sebagai mekanisme perdagangan yang hanya cocok dipergunakan untuk penjualan barang bekas, maka di dalam dunia maya hal tersebut berlaku pula untuk produk baru atau bentuk jasa lainnya. Prinsip dari pelelangan pada dasarnya adalah untuk memperoleh harga penawaran tertinggi di antara para calon pembeli sehingga pemiliki barang benar-benar memperoleh keuntungan yang paling maksimum (consumer surplus). Karena mekanisme perdagangan bebas (free market) merupakan konsep jual beli yang umum dilakukan di internet, maka konsep lelang sangat cocok untuk diterapkan dimana pembeli dan penjual dapat secara bebas “bertemu” untuk bertransaksi. Konsep lelang ini juga dapat berkembang di dunia maya karena adanya fenomena “cost transperency” yang secara tidak langsung dapat membuat pelanggan secara transparan “mengetahui” perkiraan harga yang wajar dari sebuah produk atau jasa.

Komentar

Postingan Populer